Senin, 31 Mei 2010

rumah berhantu eps 2

Cerita sebelumnya :
Jane seorang perawat muda mendapat pekerjaan yaitu merawat kedua pasutri di sebuah kota solo. Akan tetapi, jane menemukan suatu keanehan di rumah tersebut. Jane menemukan sebuah tulisan di selimut tuan Gibson .sungguh aneh, seorang kakek tua yang lumpuh bisa menulis tulisan dan keluar dari jendela . Dan rumah sebesar itu tidak ada cermin satupun. Siapakah pelaku dari semua peristiwa itu? Misteri apa yang ada di balik rumah megah itu?

“jane cepatlah bawa kursi roda, apa yang kau lakukan?!” seru Ny. Melly.

Jane langsung membawa selimut tersebut dan memasukan ke lemari pakaiannya. Dan bergegas menuju ny. Melly membawakan kursi roda utuk tuan Gibson.

“ini nyonya.”

“apa yang kau lakukan? Lama sekali.” Tanya Ny. Melly heran.

“maaf nyonya saya tidak melakukan apa-apa.” Jawab jane tegas supaya dia tidak ketahuan.

“yasudah, bawa tuan ke kamar lalu buat dia tidur. Selanjutnya kamu tidur .maaf merepotkan ya jane.”

“ tidak apa-apa Ny. Melly ini sudah tugasku”

Jane merasa sungguh sangat bingung, apa yang mau dikatakan Tuan Gibson, apa ada yang mengancam dia. Sebenarnya mengapa dia bisa stroke.
Keesokannya matahari bersinar terang. Seperti biasa Jane selalu bangun pagi untuk membuatkan sarapan buat pasutri itu.

“ jane, kau sangat rajin sekali. Aku harus membayar kamu lebih.” Canda Ny. Melly.

“ ah nyonya memang harus dibayar lebih..hehe.”balas canda oleh jane.

Tiba-tiba datang seseorang….

“Think Thooonk” suara bel rumah megah nan tuan ini.

“jane buka pintu nya, mengganggu saja pagi-pagi ada tamu.”

“baik nyonya.”

Tamu tersebut merupakan pria yang tinggi, kulit putih bersih dengan hidung mancung seperti bule. Berpakaian rapi menggunakan dasi dan jas yang berwarna hitam dengan kemeja putih.

“maaf, ada perlu apa tuan?”

“ apakah anda Jane?” Tanya pria muda tampan itu.

“benar tuan, mengapa anda tau nama saya?” Tanya Jane heran.

“hei tuan Joko ada perlu apa kamu datang? Tumben sekali..” sela Ny. Melly senang. Sepertinya dia senang akibat pria itu datang.

“ nyonya , ini siapa?” Tanya jane.

“ dia adalah pengacara ku. Dia mengurusi segala warisan ku. Kenalkan namanya tuan Joko.”

“ perkenalkan nama saya joko. Saya mengurusi segala warisan di keluarga ini.”

“jane, ini sudah jam 9, cepat beri obat ke tuan Gibson.” Potong ny melly.

“baik nyonya.”

Kondisi tuan Gibson semakin parah saja. Saat memberi obat kepada tuan Gibson, tangan jane tiba-tiba dipegang erat-erat oleh tuan Gibson sambil menangis. Karena ketakutan, jane menarik paksa tangannya. Mungkin tuan menjadi seperti ini karena telat mengasih obatnya. Tapi pandangan tuan Gibson kepada jane seperti meberi suatu peringatan kepada jane. Kalau dia membutuhkan bantuan Jane.

Keesokannya..

“jane, sudahkah kau membereskan pekerjaanmu?” teriak Ny. Melly.

“sudah nyonya, ada perlu apa?” jawab jane.

“ temani saya berkebun. Bisa kan?”

“bisa nyonya.”

“ ambilkan bijibunga matahari di bawah tangga ya Jane.” Ujar Ny. Melly kepada Jane.

Jane pun bergegas menuju bawah tangga. Dia menemukan sebuah pintu yang ertutup oleh barang-barang berkebun. Tiba-tiba pintu itu bergerak seakan ada orang di dalamnya dan orang itu memaksa ingin keluar. Jane berusaha mebuka pintu itu dengan kunci yang dia bawa tapi hasilnya nihil.

“ nyonya, sebenarnya apa yang ada di bawah tangga itu?”

“maksud kamu?” Tanya nyonya Melly kaget.

“pintu yang ada di bawah tangga itu. Mengapa kunci yang aku bawa tidak bias membuka pintu itu?

Apakah kunci yang kau bawa itu bias membukanya?” Tanya jane penasaran.

“ jane, pintu itu tidak pernah bias dibuka saat aku mebeli rumah ini. Pintu itu sudah tertutup rapat. Bahkan aku tidak pernah melihatnya.”

Jane pun masih bertanya-tanya apa sebenarnya yang ada diruangan kecil itu. Apa ada orang di
dalamnya? Jane pun berniat memasuki kamar itu tengah malam.
Pada saat malam jane memasuki ruangan itu diam-diam. Dia menggunakan jepit rambutnya untuk membuka pintu itu, dan hasilnya bingo, kebuka. Ruangan itu sangat lembab dan penuh debu. Banyak barang2 tua didalamnya, tapi tak ada satupun ada tanda kehidupan di dalam ruangan itu. Jane menemukan sebuah album foto yang isinya hanya foto2 keluarga pemilik rumah ini karena di dalam foto itu terdapat foto 2 pelayan itu, rangga dan stefanny. Di samping album itu terdapat piringan hitam yang berjudul “rangga stefanny pengorbanan”. Tiba-tiba terdengar suara Ny. Melly.

“janeee, dimana kau? Apa kamu sedang di kamar mandi?”

Mendengar suara Ny. Melly jane pun langsung mengambil piringan hitam itu dan mau keluar. Tapi suara langkah kaki Ny. Melly terdengar mendekat, jane pun bersembunyi. Karena pintu dalam ruangan itu terbuka, Ny. Melly masuk ruangan itu, karena ia curiga jane memasuki kamar tersebut. Tapi ny. Melly tak menemukan jane bersembunyi. Jane pun lega karena ny melly keluar dari ruangan itu dan menguncinya dengan kunci yang di bawa. Jane pun menemukan banyak cermin diruangan yang lembab itu dan ia mengambil piringan hitam tersebut. Akan tetapi, ternyata ny melly belum meninggalkan ruangan itu, ia mengintip dari lubang kunci pintu, sehingga ia tau apa yang di lakukan jane didalem ruangan .

Keesokannya, jane dan temannya pergi keperpustakaan musik. Ia mencari alat pemutar piringan hitam. Ia memutar piringan hitam yang berjudul “rangga stefanny pengorbanan “ tersebut.isi dari piringan itu
“ aku ingin bebas, aku ingin pergi dari tumpukan batu ini, aku ingin keluar dari ancaman yang menggangu. Yasamualakuatayustakolbima”

Teman jane kaget, karena dia pernah mendengar rekaman itu dari neneknya yang seorang peramal.

“jane dapat dari mana piringan itu?’” Tanya dina, teman jane.

“dari rumah pasien ku, memangnya kenapa din?”

“lagu itu tidak asing, sepertinya aku pernah mendengarkan itu dari nenekku.”

“lalu apa kamu ingat apa yang diucapkan nenekmu?”

“aku coba ingat-ingat, itu adalah sebuah permainan sihir jane. Jika kamu percaya maka kamu bias ikut terancam, tapi jika kamu tak percaya hal mistis itu, kamu tak akan terlibat.”

“apa kamu tau nama permainan itu?” jane pun heran.

“ nama permainan itu hoodoo.”

Mendengar ungkapan dari Dini, jane pun merinding dan mengantar dini pulang. Jane kembali kerumah ny. Melly dan bertemu tuan joko di depan rumah. Jane pun berfikir akan memecahkan misteri ini dengan bantuan tuan joko.

“tuan, tunggu sebentar, bias bantu aku tuan?”

“ada apa jane?”

“saya merasa aneh dengan rumah ini, terutama tuan Gibson. Sepertinya dia ingin sekali keluar dari rumah ini. Ia seperti meminta bantuan kepadaku. Aku curiga pada Ny. Melly.”

“aneh? Perasaan kamu saja pasti. Memangnya kenapa?”

“baiklah saya tunjukan apa yang saya temukan saat tuan Gibson Joko.”

Jane pun mengajak tuan Joko kedalam kamar dan mengunci pintunya agar tak ketahuan ny melly.

Jane berniat menunjukan selimut tuan Gibson yang bertuliskan “ TOLONG AKU, KU MOHON TOLONG AKU”.

“hei, mengapa kau mengajak ku ke kamarmu?”

“sudahlah tuan, kamu diam saja. Tunggu saya ambilkan”

“kamu seperti wanita nakal saja. Mengajak pria kedalam kamar wanitaitu baik.”

“huh enak saja. Ini selimutnya.”

Tapi tak disangka dan tak diduga selimut yang padaa saat tuan Gibson jatuh terdapat tulisan yang dibuat tuan Gibson, tiba2 bersih putih seperti baru. Dan tampak tak ada tulisan. Padahal hanya jane yang tau dimana selimut itu disembunyikan. Kemana selimut yang asli?? Siapa yang mengambil?




BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan meninggalkan pesan. jangan ada unsur spam atau unsur sara